BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
Pandangan pendidikan sangat mempengaruhi dalam memberi corak hitam putihnya
perjalanan hidup seseorang.Oleh karena itu menetapkan bahwa pendidikan
merupakan kewajiban bagi pria dan wanita dan berlangsung seumur hidup, semenjak
dari buaian hingga ajal datang.
Kedudukan
tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia.Dalam hal ini Dewey
berpendapat bahwa, pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity
of life), salah satu fungsi sosial (a sosial function), sebagai bimbingan (a
divertion), sebagai sarana pertumbuhan (a means of grouth), yang mempersiapkan
dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
Dengan
demikian pendidikan menyandang misi keseluruhan aspek kebutuhan hidup dan
sejalan dengan dinamika serta perubahan- perubahan yang terjadi.Sebagai akibat
logisnya, maka pendidikan senantiasa mengandung pemikiran dan kajian baik
secara konseptual dan operasionalnya, sehingga diperoleh relevansi dan
kemempuan menjawab tantangan serta memecahkan masalah- masalah yang dihadapi
oleh umat manusia.
Dengan
menganalisa berbagai filsafat, seperti filsafat Yunani, Barat, dan lainnya maka
muncullah berbagai macam disiplin ilmu dengan menggunakan analisa
filsafat.Sehingga berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan yang berkembang
sekarang ini menemukan kembali relevansinya dan berkemampuan untuk menjawab
tantangan serta memecahkan masalah- masalah yang dihadapi oleh umat manusia.
Begitu
juga halnya dalam lapangan pendidikan.Demi menjaga relevansinya dalam kehidupan
masyarakat dan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup
masyarakat, maka lahirlah filsafat pendidikan yang merupakan cabang filsafat
sebagai pembantu dalam memecahkan masalah- masalah, khususnya dalam lapangan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini penulis mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pendapat- pendapat aliran klasik terhadap pendidikan?
2.
Apa pengaruh aliran-aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan
diIndonesia?
3.
Bagaimana pandangan terhadap pendidikan?
C. Tujuan Masalah
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran klasik terhadap pendidikan.
2.
Untuk mengetahui pengaruh aliran-aliran klasik terhadap pemikiran dan
praktek
pendidikan di Indonesia.
3.
Untuk mengetahui pandangan terhadap pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. ALIRAN KLASIK DAN
GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran
klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi.Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan
walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
1.
Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran
Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran
empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan.Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan
sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan.Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk pendidikan.Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran
Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak.Hasil prkembangan tersebut ditentukan
oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran.Lingkungan kurang
berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran
ini dipelopori oleh J.J Rosseau.Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru
dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat
merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran
Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama
sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak
akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik
terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di
indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan
tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai
kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru
Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan
pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan
heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat
Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis
oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan
dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode
Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan
sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan
yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.J.A. Comenius
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan
tangan.J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di
sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran
proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang
perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan
multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua
aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam.Kedua
aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di
Indonesia.
1. Perguruan
Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni
dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman
Siswa
Asas Taman Siswa
Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak
mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa pengajaran harus memberi
pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan
diri.
Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada
kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas
sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup
dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala
usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu
adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi
demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan.
Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan
masyarakat tertib dan damai.
Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan
batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah
air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang
dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh
Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan
hidup.Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan
kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil
menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan
dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan
alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia
Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober
1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS
mempunyai asas-asassebagai berikut
Ø Berpikir logis dan rasional
Ø Keaktifan atau kegiatan
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan pembawaan anak
Ø Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian
disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang
efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam
adalah:
Ø Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Ø Memberi pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat
Ø Mendidik para pemuda agar berguna
untuk masyarakat
Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri
sendiri dan berani bertanggung jawab.
Ø Mengusahakan mandiri dalam
pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang
Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang
pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah
anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan
keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan
sejumlah alumni.
Pemikiran tentang pendidikan sejak
dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang. Hasil-hasil dari
pemikiran itu disebut alira atau gerakan baru dalam pendidikan. Aliran
atau gerakan tersebut mempengaruhi
pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain di
Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat di
kategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS Kayu tanam.
Kajian
tentang berbagai aliran dan atau gerakan pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangant
penting,agarpara pendidik dapat memahami, dan pada gilirannya kelak dapat member
konstribusi terhadap dinamika pendidikan itu. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah bahwa dengan pengetahuan dan wawasa hitoris tersebut setiap tenaga
kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai
masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan
dan atau tindakan sehari.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
- sukses menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri diperlukan rumus atau kiat khusus yaitu melalui kesempatan, usaha dan strategi.
- usaha untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi negeri dilakukan dengan belajar yang giat,menjaga kesehatan, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Saran
1.
Mengingat perlunya mempertimbangkan passing
grade perguruan tinggi negeri maka perlu diketahui tentang informasi yang sebanyak-banyaknya
tentang passing grade tahun-tahun sebelumnya
2.
perlu mengembangkan keyakinan dalam
menyelesaikan ujian masuk perguruan tinggi negeri, bahwa siswa yang
bersangkutan dapat menyelesaikan tes tersebut.
3.
mengingat berbagai resiko yang dapat
ditimbulkan maka diperlukan kejujuran untuk mengisi tes tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar